Selain ketidakadilan mengenai potongan gaji kepada
saya, ketidakadilan juga terjadi pada teman saya M. Syahid. Tapi alangkah
malangnya lelaki paruh baya itu yang tidak sadar bahwa ia telah diperlakukan
tidak adil. Ceritanya begini:
Sistem kerja di Laundry Asri 12 jam kerja dari jam
08.00-20.00 WIB dengan gaji pokok 750 ribu per bulan. Ditambah uang makan per
hari sebesar 10 ribu. Ada siff pagi-sore ada siff siang-malam. jika bekerja
mengambil satu siff maka perhitungan gaji perjam dengan hitungan 3000 per jam
minimal delapan jam kerja. Biasanya, pekerjaan paling sering di siff siang
sementara siff malam jarang. Keterangan ini saya peroleh ketika wawancara
kerja. Saya bekerja hanya mengambil satu siff, siff pagi sampai sore. Sedangkan
teman saya kerja full dari pagi sampai malam hari. Saya mendapat uang makan
separuh karena hanya mengambil satu sifft. Sedangkan teman saya, karena
mengambil kerja penuh, seharusnya medapat uang makan 10 ribu perhari.
Namun, ini tidak sesuai dengan kenyaataan di lapangan. Saya tahu persis karena biasanya uang makan untuk teman saya ditipkan ke saya. Saya yang memberikan langsung kepadanya, seringkali hanya 5 ribu rupiah perhari.
Ketika teman saya protes dan bertanya kepada pemilik perusahaan itu mengenai uang makan, pemilik perusaahan itu berdalih, bahwa uang makan sebesar 10 ribu kalau ada kerja pada malam hari. Kalau tidak ada kerjaan maka uang makan hanya 5 ribu rupiah. sedangkan teman saya itu masih harus menjaga laundry sampai malam hari, berjaga-jaga takut ada pekerjaan.
Sekilas, ini masuk akal karena memang pada malam hari
tidak ada kerjaan. Tapi ini tidak adil. Teman saya itu sudah dikontrak untuk
menjaga laudry sampa malam hari. Seharusnya, hitungan tidak pada seberapa besar
bekerja tapi pada waktu yang telah dibuang untuk menjaga Laundry itu. jadi
sekalipun, tidak ada kerjaan ia harus mendapatkan hak uang makan itu sebesar 10
ribu karena telah menjaga laundrynya.
Menjaga laundry karena takut ada pelanggan itu adalah
kerjaan karena telah mengabdikan diri, membuang waktu untuk menjaga itu. Jadi,
seharusnya ia juga mendapat uang makan.
Tapi teman saya itu mungkin tidak berfikir kesana. Ia mau saja diperlakukan
seperti itu. saya tidak menyalahkan dia, karena mungkin dari usianya yang sudah
tua sehingga ia tidak berfikiran ke sana. Seharusnya, yang lebih mengeti ini
adalah pemilik Laudry itu. tapi ia tidak mengerti atau sebaliknya ia memang
mengerti dan sengaja melakukan itu. Ini namanya ketidakadilan. Lebih tepatnya
kesewenang-wenangan seorang bos.
Sekali
ini, pembicaraan saya ini bukan soal rupiah yang sangat kecil. Tapi soal
perlakuakn adil dan penghargaan terhadap hak-hak seseorang.
No comments:
Post a Comment