Sunday 25 January 2015

Notulen Untuk Jokowi

Google.com

Oleh: Miftahul Arifin *)

Kasus Penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), beberapa saat setelah ia ditunjuk menjadi calon tunggal kepala kepolisian Republik Indoensia (RI) berbuntut panjang, menjadikan situasi pemerintahan kian memanas. Hingga kini dua lembaga besar negara, Polri dan KPK, sudah tanpak terbuka saling menyerang satu sama lain. Banyak pihak mengklaim, serangan terhadap KPK sebagai sebuah upaya pelemahan lembaga pemberantas korupsi itu. Tidak adanya bukti yang cukup kuat, menjadikan lembaga lembaga Polri berdalih bahwa “serangan” terhadap KPK murni urusan hukum yang memang harus ditegakkan di negeri ini. Begitupun dengan KPK, ia seperti tokoh protagonis dalam sebuah film yang mendapat pembelaan sekalipun salah satu anggotanya juga ditetapkan sebagai tersangka.

Thursday 22 January 2015

Siaran Televisi dan Sikap KPI

google.com
Oleh Miftahul Arifin
Tayang di Koran Wawasan, 20 Januari 2015

Sikap Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melarang beberapa film yang berpotensi merusak moral masyarakat beberapa waktu lalu merupakan tindakan yang patut diajukan jempol. Hal ini mengingat, bahwa televisi memiliki pengaruh besar terhadap pola, sikap dan tingkah laku penontonya (baca: masyarakat). Dari siaran televisi masyarakat akan meniru adegan yang dianggap menarik. Ketertarikan berlebihan akan mebutakan mata hati, sehingga tidak bisa mebedakan yang mana yang pantas ditiru atau tidak. Bagi anak-anak pengaruh televisi lebih besar dari pada orang dewasa.

Monday 12 January 2015

Memanfaatkan Teknologi untuk Pembelajaran Pesantren

google.com
Setelah sempat mengalami banyak peristiwa, bahkan sulit mendapatkan pengakuan sebagai lembaga pendidikan asli Indonesia, pesantren kini dihadapkan pada masalah baru. Perkembangan teknologi sangat pesat, yang mengubah seluruh aspek kehidupan termasuk cara pandang masyarakat terhadap pesantren. Secara tidak langsung pesantren dihadapkan pada dua pilihan, ia harus menampakkan “wajah baru” sebagai respon atas kenyataan yang terjadi, atau tetap dengan keadaannya yang mempertahankan sisi tradisional, khas dan unik.

Sunday 11 January 2015

Batang In Memorian

[Catatan ke-2]


_Tentang kerinduan yang mungkin terlalu berlebihan dan tak pernah engkau tahu. Tentang engkau dan aku, ketika telah usai cerita ini kita Lakonkan.


Ya, kenapa aku jadi kurang bersemangat untuk melakukan apapun di tempat ini. Aku bertanya pada diri, dan rupanya dapat terjawab ketika engkau telah kembali setelah beberapa waktu pergi. Semangatku kembali bangkit untuk kesekian kali. Hari itu adalah hari kesadaran, karena engkau, sebagian besar aku melakukannya. Melihatmu tersenyum tanpa gundah, mendengar suara lebut, dan dari kejauhan aku melihat dalam dekatmu.

Monday 5 January 2015

Awal Kata Dari Beberapa Lampiran Huruf, Kata dan Kalimat Yang (telah tak) Berharga

google.com
Teruntuk yang istimewa. Yang mengajarkanku ketenangan. Inilah aku dengan jiwa yang terpotong. Mengajimu dalam huruf tanpa harokat, dalam lafal tanpa sakal, dan dalam kalimat ambiguitas dari sebuah pesan. Ini sebuah catatan. Coretan perjalanan hati dalam sebuah ‘pementasan’. Atau mungkin lebih tepat dengan sebuatan sebuah mimpi dari tidur yang hanya sebentar.

Wajah Polos Anak-Anak Itu

Hari ke-3, catatan ke-5 (Catatan KKN 2014) Warungasem, 03 Oktober 2014


Nampak jelas kepolosan pada wajah-wajah mereka. Sesekali kepalanya menoleh kanan kiri. Di sampingnya ada teman yang terkadang kadang menimpali sesekali ia bicara. Ketika itu tawa tulus mereka lepas, tergambar dari dua bibir yang melebar kesamping. Bersamaan dengan itu, tak henti-hentinya mulut mereka menirukan bacaan-bacan yang dilantunkan oleh kakak-kakak seneornya.