Tuesday 29 July 2014
Kacang Tanah Penerang di Akhirat
Ramadhan telah usai. Tapi cerita2 saya tentangnya masih tersisa. Salah satunya tentang zakat fitrah. Disuatu waktu saya disuruh mengantarkan zakat fitrah berupa Jagung kering. Entah berapa kilogram saya tak sempat bertanya atau menimbangnya. Yang pasti untuk tiga orang. Aku, saudaraku dan bapakku sendiri.
Sunday 27 July 2014
Aku Senang Ramadhan Akan Pergi
Friday 25 July 2014
Buka Bersama di Bagong Catering
Buka bersama di Bagong catering
Buka bersama di bagong catering
Acara rutin ramadhan bulan akhir
orang proletar hadir
Anak yatim hadir
karyawan hadir
Para undangan hadir
Mencari nikmat bibir
Sebagian menunggu TH-iR
Buka bersama di bagong catering
Ramai bukan main
Di bawah terop neon neon
berjejer
Menerangi wajah lugu dan sayu
Tubuh kering dan kerontang
Dan perut perut buncit jelmaan
kapitalis
buka bersama di bagong catering
Pujian menggema
khutbah agama menggelora
Memasuki lubang2 daun telinga
sang jelata, sang sayu, sang
kerontang dan perut buncit
pemilik tahta.
Pak kyai yang pintar,
Di depan ribuan mata membaca
mantra
Sesekali tertawa menghapus luka
lama
Bulan ramadhan
berkah sementara wajah tak
berdosa
Lebaran tiba, pintu duka kembali
terbuka
Buka bersama di bagong catering
Kita berdoa untuk sesama. Amin
Semarang, 20 juli 2014
Jiwa yang Terpotong
Jiwa yang Terpotong
Satu kata telah kau dengar Sabagai sapa kau aku kenal Lebih dalam Lebih nyaman Dalam bingkai janur anyam
Inilah aku dan jiwa yang terpotong Mengajimu dalam ruang tanpa waktu dalam huruf tanpa harkat Dengan burung tanpa sayap, aku tertatih dalam terbang penuh khayal
Dalam kebisuan kau tumpahkan keganasan
Kita saling tahu tapi tidak saling sapa, saling sapa tapi tidak saling senda, saling senda tapi dalam dusta
Dan dalam dusta aku ridho. Bukankah engkau dan aku percaya Bahwa senja belum menua
kita pun akan sama tahu, dalam tawa atau derita.
Telahku kehilangan kata Dan makna dari berita Tentangmu yang belum diraba
Aku terdiam di kediaman yang sama.
Semarang, 20 juli 2014
Selamat Untuk IRM
Pagi hari yang tampak seperti biasa. Hening dan syahdu. orang-orang sibuk dengan aktifitas masing2, di sawah, di pasar, di kebun, mungkin juga masih di tempat tidur. Di siang hari mereka akan ke masjid untuk melaksanakan shalat jumat. Sebagian yang lain mungkin ada yang tertidur karena merasa lelah bekerja. Para wanita akan menikmati istrahat lebih awal karena tak punya kewajiban shalat jumat.
Selamat Datang Di Desa Moncek Timur
Perjalanan terlambat sekitar 4 jam dari waktu normal, 12 jam.
Pesona Terminal Bungurasih
Mudikku Ke Kampung Halaman
Akhirnya mudikpun terlakasa. Saat ini Aku dan temenku Hasan sudah menuju surabaya. Bis yang kami tumpangi start jam 08.53 wib dari lapangan Kali Sari Semarang.
Selamat Malam Madura
Malam terakhir menjelang mudik. Menikmati kopi Cappo Cino di sebuah kafe mini di daerah Ngaliyan. Kafe Pakde Ikan. Terletak di sebuah perumahan di BPI. Aku, Hasan dan Badrun. Kami berkumpul tanpa ada maksud dan tujuan serius. Menikmati malam terakhir saja.
Tak banyak orang malam ini. Tak seperti biasanya. Hanya 2 orang laki2 di samping kiri.
Seperti, tempat ini memang terkhusus untuk kami.
Tuesday 8 July 2014
Perempuan Romantis, Sepucuk Surat yang Perlu Engkau Tahu
Semarang, 06 Juli 2014
tentang hidup yang sejatinya.
Engkau inginkan pula pujian dan manjaan.
Engkau inginkan mentari,
dan sinarnya menghangatkanmu kala siang datang,
Dan bulan,
menjadi penyejuk badanmu kala malam mulai terlentang
Kau inginkan lelaki,
yang dapat memperlakukanmu seperti hiasan berharga
Perlu engkau tahu bahwa hidup adalah tantangan
Ia akan memaksamu untuk berubah, bergantung dimana engkau hidup
dan di titik bumi bagian mana bapak-ibumu melahirkan.
lingkungan dan keadaan.
yang tak sedap untuk diperdengarkan.
dan berfikir lebih panjang untuk masa depan,
dan engkau pun mempersiapkaanya jauh-jauh hari untuk benteng penjaga
untuk kau jajaki demi kau cari sebuah kesetiaan.
engkau akan tunduk dan pasrah setelah pada lelaki yang mengerti mimpi-mimpimu manis, yang kau inginkan
Lewat sepucuk surat ini kukabarkan
Engkau pun kokoh dengan fitrahmu, menjadi wanita lembut, santun dan anggun,
tanpa hasrat sekadar coba-coba dalam hubungan,
walau di satu sisi kau bersikap lebih pasrah atas masa depan
santun dalam tutur, dan
sederhana dalam hidup, tak suka bersolek ala waniti masa kini:
yang suka menghias tubuh dengan gaun-gaun anggun,
yang memoles kedua pipi dengan bedak-bedak kelas elite,
yang memamerkan jari lentikknya dengan cat, dan
yang selalu membasahi bibir dengan lipstik yang tak begitu kentara
agar terlihat sangat manis.
yang selalu bermimpi tentang lelaki sempurna,
yang datang secara alami atau engkau sendiri yang menyiptanya.
Kerinduamu tentang lelaki punjaan adalah mimpimu setiap malam
engkau selalu melihat pada setiap lelaki yang kau temui.
tentang lelaki romantis,
tentang lelaki tangguh yang tak mudah mengeluh atas lakumu,
tentang lelaki tegas yang dapat melindungimu,
tentang lelaki tegas yang membuat engkau aman dari mara bahaya, dan
tentang lelaki yang dapat mengerti apa yang engkau ingin dan tidak engkau ingin di setiap masa yang tak pernah berhenti berjalan.
Kukabarkan kepadamu
Lelaki seberang kemaren sore,
di bawah lampu neon yang redup, di belakang tempatmu duduk ketika itu
luka lama tinggalan kekasihnya yang telah berdusta
tidak terlalu berlebihan untuk meminta perhatian.
bahwa engkau senang mendapat masukan hangat atas sesuatu yang kurang baik yang engkau kenakan dan kerjakan,
bahwa engkau tak suka main-main dengan hubungan,
bahwa engkau tak tertarik jika dipuji terlalu berlebihan,
bahwa engkau lebih suka ketulusan dari pada tekanan,
bahwa engkau lebih suka kepribadian dari pada penampilan,
bahwa engkau butuh perlindungan,
bahwa engkau butuh ketegasan,
Dia juga tahu,
bahwa engkau adalah wanita romantis
yang dapat menyembuhkan luka dalam sejak masa silam