Catatan Minggu, 20
April 2014
Pikiran adalah makluk tuhan yang sangat bebas. Ia tak bisa
dipenjara oleh siapapun. Oleh penguasa, orang pintar, kaum kaya, bahkan mungkin
tidak bisa dipenjara oleh dirinya sendiri. Kebebasan berpikir apabila tidak
ditempatkan kemestiannya, pastilah akan melahirkan petaka dan bencana yang
paling nyata. Bencana paling murka itu adalah keinginan untuk melangkah maju
tak henti-henti, baik dalam persoalan material maupun non material.
Segala permasalahan yang hadir di dunia ketika
manusia tidak bisa berdamai dengan sejuta keinginan sendiri. Kehendak
menggunung terus di setiap detik kehidupan. Manusia kehendak berharap, ternyata
kenyataan tidak seindah yang diinginkan, maka rasa sakitpun tak terelakkan
sehingga hidup menjadi satu kejahatan karena yang menstimulus hidup tidak lain
adalah rasa sakit. Hidup adalah kejahatan sebab rasa senang hanyalah merupakan
tempat pemberhentian negatif rasa sakit. Hidup adalah kejahatan karena segera
setelah keinginan dari penderitaan hilang kebosanan menggantikan tempat
kehendak dan penderitaan, dan akhirnya hidup menjadi lebih menderita. Hidup
adalah ayunan pendulum yang bergoyang di antara rasa sakit dan rasa bosan. Rasa
itu kemudian dikonsepsi sebagai sebuah siksaan. Dengan begitu, tidak ada yang
tersisa selain hidup enggan dan matipun segan. Hidup menjadi alunan musik yang
tak pernah terdengar indah.
Maka, yang harus dimengerti bahwa hidup bukanlah terpenuhinya keinginan, melainkan tercukupnya kebutuhan dalam melihat, menyikapi dan mengolah apa yang dimiliki
No comments:
Post a Comment